Friday 25 December 2020

KKN PPD COVID19 DI SDN 043 CIMUNCANG, SUMBANGSIH UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KEPADA MASYARAKAT DI TENGAH PANDEMI

 

Dok. konsolidasi awal antara Mahasiswa UPI dengan Guru SDN 043 Cimuncang

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah sebuah bentuk pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan oleh mahasiswa dalam upaya implementasi dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. KKN juga diartikan sebagai sebuah kegiatan perkuliahan yang memiliki sifat intrakulikuler yang dilaksanakan secara interdisipliner dan lintas sektoral dari segi keilmuwan. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) juga turut serta mengadakan kegiatan KKN setiap tahunnya melalui Lempaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.

pada kali ini, UPI selaku kampus berlatarbelakang pendidikan mengadakan kegiatan KKN yang memiliki konsep KKN Tematik Pencegahan dan Penanggulangan Dampak COVID-19. adapun sasaran dari kegiatan ini ditujukan kepada siswa, orangtua siswa, serta guru di tingkat PAUD/TK/SD/SMP/SMA/SMK. pelaksanaan KKN juga difokuskan di sekitar tempat tinggal peserta kegiatan. sehingga, ada perbedaan yang mendasar dari KKN kali ini dengan KKN pada tahun-tahun sebelumnya.

diawali dengan komunikasi menggunakan platform Whatsapp, Agil Aprianto, Selvi Rosmawati, Nabylla Indra Kartika, dan Winona Khoerunnisa melakukan konsolidasi awal terkait kegiatan KKN yang akan dilaksanakan di SDN 043 Cimuncang Kota Bandung. adapun hasil dari konsolidasi tersebut adalah, adanya pembagian tugas dimana satu orang, akan didampingi 2 orang guru, dan memegang 10 orang murid binaan, serta 10 orang tua siswa. Adapun rincian kegiatan yang akan dilakukan nantinya akan dijabarkan lebih lanjut dengan guru pendamping masing-masing melalui kanal Whatsapp grup yang akan dibuat kemudian. 

Monday 3 September 2018

new part of life begins

setelah lama absen dari dunia blogspot karena menunggu aplikasi adsense dan laptop w yang matot (semua data jurnal laporan ilang) dan email blog ini yang sempet gabisa diakses karena 2 step verification yang bangsat... akhirnya sempet juga buka lagi blogspot. dan.......



GUE KETERIMA DI UPI WOY!!!!

GAK. LULUSNYA GA CUMA JADI GURU.

DAN GAK. GUA GA BIMBEL APA APA PAS PERSIAPAN SBMPTN.

but in every story there's some twist that makes the story more interesting.
i've broke up with my highschool girlfriend due to principal differences. it is sad. but hey, there's no use for being sad all day long. so i've made a choice to let it go all the story that happened between us and make them as a life lesson for me and her.

dan di UPI... gw ketemu seorang cewek yang sangat unik dari sisi kepribadian dan membuat gw tertarik begitu cepat. kita beda fakultas tapi ntah kenapa nyambung mulu kalo ngomong haha. and that's a good thing.

Monday 24 October 2016

prosedur uji penetapan kualitas minyak

PENETAPAN KUALITAS LEMAK

    1. Alat :
1.  Labu iod 250 mL
2.  Pipet seukuran 25 & 50 mL
3.  Corong Pendek
4.  Pipet Tetes
5.  Buret coklat 50 mL
6.  Gelas Kimia 100 mL
7.  Botol Semprot
8.  Kaca Arloji
9.  Gelas ukur 5 mL
10. Pipet ukur 10 mL
11. Kassa
12. Kaki tiga
13. Pembakar bunsen
14. Klem
15. Statif
16. Alat refluks
17. Heating mantle

2. Bahan :
1.    Sampel lemak/minyak
2.    KOH-Alkohol + 0,5 N(28 gram KOH dalam 1liter etanol 95%)
3.    KOH standar + 0,1 N
4.    HCl standar + 0,5 N
5.    CCl4/ CHCl3
6.    KBrO3 0,2 N
7.    KBr 30 %
8.    HCl 4N
9.    KI 15 % & KI jenuh
10.   Na2S2O3 standar + 0,1 N
11.   CH3COOH glasial-CHCl3 (3:2)
12.   Ethanol 95 % netral
13.   Phenolphtalein
14.   Amylum 0,5 %
15.   Aqua DM

3.  Prinsip Kerja :
a. Penetapan Angka Penyabunan
Sejumlah tertentu sampel lemak direaksikan KOH-Alkohol berlebih pada suasana panas sehingga terjadi reaksi penyabunan antara asam lemak dan asam lemak bebas dengan KOH-Alkohol. Sisa KOH-Alkohol dititrasi oleh HCl standar terhadap indikator phenolphthalein sampai TA (merah sangat muda). Hasil titrasi adalah angka penyabunan yang menunjukan banyaknya mg KOH yang diperlukan untuk menyabunkan dengan sempurna 1 g lemak.

b. Penetapan Angka Iodium
Sejumlah tertentu sampel lemak direkasikan dengan reagensia Winkler sehingga terjadi reaksi adisi antara lemak dengan bromin. Sisa bromine direaksikan dengan KI, I2 yang terbentuk dititrasi oleh Na2S2O3 standar terhdap indikator amylum hingga TA (biru tepat menghilang). Hasil titrasi adalah angka iodium yang menunjukan banyaknya gram iodin yang mengadisi 100g lemak.

c. Penetapan Angka Peroksida
Sejumlah tertentu sampel lemak direaksikan dengan KI, I2 yang terbentuk dititrasi oleh Na2S2O3 standar terhdap indicator amylum hingga TA (biru tepat menghilang). Hasil titrasi adalah angka peroksida yang menunjukan mEk peroksida dalam 1000g lemak.

d. Penetapan Angka Asam
Sejumlah tertentu sampel lemak dititrasi oleh KOH standar terhdap indikator phenolphtalein hingga TA (merah sangat muda). Hasil titrasi adalah angka asam yang menunjukan mg KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas dalam 1 g lemak.

e. Penetapan Angka Ester
Angka ester menunjukan asam lemak yang bersenyawa sebagai ester yang didapat dari selisih  antara angka penyabunan dan angka asam.

4. Langkah Kerja :
a. Penetapan Angka Penyabunan
1. Timbang + 5 g lemak/minyak (bila padat lelehkan dulu).
2. Tambahkan 50,00 mL KOH-Alkohol 0,5 N dengan pipet seukuran, lalu panaskan dengan sistem refluks selama 30 menit dari mulai mendidih, lalu dinginkan.
3. Titrasi kelebihan KOH-Alkohol dengan HCl standar + 0,5 N terhadap indikator phenolphthalein
4. Lakukan blanko terhdap 50,00 mL KOH-Alkohol yang direfluks seperti di atas.
5. Hitung angka penyabunan.

b. Penetapan Angka Iodium
1. Timbang + 2 g lemak/minyak, larutkan dalam 10 mL CCl4.
2. Tambahkan 25,00 mL KBrO3 0,2 N, 5 mL KBr 30 % dan 7 mL HCl 4N, lalu tutup simpan ditempat gelap sambil dikocok-kocok selama 15 menit.
   3. Setelah didiamkan Selma 15 menit, tambahkan 10 mL KI 15 %.
4. Titrasi I2 yang dibebaskan dengan Na2S2O3 standar + 0,1 N terhadap indikator amylum.
5. Lakukan blanko terhadap pereaksi.
6. Hitung angka iodium.

c. Penetapan Angka Peroksida
1. Timbang + 5 g lemak/minyak, larutkan dalam 30 mL CH3COOH glasial-CHCl3.
2. Tambahkan 0,5 mL KI jenuh, kocok hingga homogen.
3. Tambahkan 30 mL aqua DM, lalu kocok.
4. Titrasi I2 yang dibebaskan dengan Na2S2O3 standar + 0,1 N terhadap indikator amylum, kocok campuran dengan kuat hingga  I2 yang terperangkap dalam CHCl3 tertitrasi.
5. Hitung angka peroksida.

d. Penetapan Angka Asam
1. Timbang + 5 g lemak/minyak, lalu kedalmnya tambahkan 50,00 mL ethanol 95 % netral.
2. Panaskan campuran dengan sistem refluks dalam penangas air hingga larut, lalu dinginkan.
3. Titrasi campuran dengan KOH standar + 0,1 N terhadap indikator phenolphthalein.
4. Hitung angka asam.

e. Penetapan Angka Ester
                        -

   5. Reaksi :

-menyusul ya!-

6. perhitungan







7. daftar pustaka
  • vogel analisis kualitatif organik
  • bahan ajar team teaching SMKN 13 Bandung



prosedur uji kualitatif kolesterol

UJI KUALITATIF KOLESTEROL

  1. Alat :
1.  Tabung reaksi
2.  Rak tabung
3.  Pipet tetes
4.  Pipet ukur 10 mL

5.  Gelas kimia 100 mL

2. Bahan :
1.  Kolesterol
2. Sampel lemak/minyak
3. CHCl3 anhidrous
4. H2SO4 pekat
5. Anhidrida asam asetat

3.  Prinsip Kerja :
a. Uji Salkowski
Sejumlah tertentu sampel dilarutkan dalam CHCl3 anhidrous, lalu direaksikan dengan H2SO4 pekat sehingga terbentuk lapisan warna hasil reaksi antara kolesterol dengan H2SO4, lalu dibandingkan dengan satndar kolesterol.

b. Uji Lieberman – Burchard
Sejumlah tertentu sampel dilarutkan dalam CHCl3 anhidrous, lalu direaksikan dengan anhidrida asam asetat dan H2SO4 pekat sehingga terbentuk senyawa berwarna coklat, lalu diandingkan dengan standar kolesterol.

4. Langkah Kerja :
a. Uji Salkowski
1.    Larutkan 5-10 mg kolesterol dan sampel dengan 3 mL kloroform anhidrous di dalam tabung reaksi.
2.    Tambahkan secara hati-hati, 3 mL H2SO4 pekat ke dalam masing-masing tabung, lalu kocok.
3.    Amati warna yang terbentuk.

b. Uji Lieberman – Burchard
1.    Larutkan 5-10 mg kolesterol dan sampel dengan 3 mL kloroform anhidrous di dalam tabung reaksi.
2.    Tambahkan 10 tetes anhidrida asam asetat dan 2 tetes H2SO4 pekat ke dalam masing-masing tabung, lalu kocok dan diamkan.
3.    Amati warna yang terbentuk.
5. daftar pustaka
  • spesifikasi internal team teaching kimia organik SMKN 13 Bandung

Sunday 23 October 2016

laporan penentuan [KNO3] metode spektrofotometri UV

JUDUL PERCOBAAN                    :   penentuan [KNO3] metode spektrofotometri UV
TANGGAL PRAKTIKUM              :   selasa, 22 agustus 2016
TANGGAL LAPORAN                   :   selasa, 29 agustus 2016
TUJUAN PERCOBAAN                 :
Dapat menentukan λ maksimum sampel
Dapat mengoperasikan alat spektrofotometer genesys
Dapat menentukan [KNO3] dalam sampel
PRINSIP PERCOBAAN                 :
Sejumlah tertentu, larutan sampel KNO3 yang akan ditetapkan konsentrasinya, diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum daerah sinar ultraviolet (UV). Berdasarkan hukum Lambert-Beer, A = ε x b x c maka serapan akan sebanding dengan konsentrasinya, dan [KNO3] didapat dari grafik hubungan antara absorbans vs konsentrasi larutan
DASAR TEORI                                 :
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detector fototube. Benda bercahaya seperti matahari atau bohlam listrik memancarkan spektrum yang lebar terdiri atas panjang gelombang. Panjang gelombang yang dikaitkan dengan cahaya tampak itu mampu mempengaruhi selaput pelangi mata manusia dan karenanya menimbulkan kesan subyektif akan ketampakan (vision). Dalam analisis secara spektrofotometri terdapat tiga daerah panjang gelombang elektromagnetik yang digunakan, yaitu daerah UV  (200 – 380 nm), daerah visible (380 – 700 nm), daerah inframerah (700 – 3000 nm) (Khopkar, 1990).
Dalam analisis spektrofotometri digunakan suatu sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah ultraviolet spektrum itu. Dari spektrum ini, dipilih panjang-panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 nm. Proses ini memerlukan penggunaan instrumen yang lebih rumit dan karenanya lebih mahal. Instrumen yang digunakan untuk maksud ini adalah spektrofotometer, dan seperti tersirat dalam nama ini, instrumen ini sebenarnya terdiri dari dua instrumen dalam satu kotak sebuah spektrometer dan sebuah fotometer (Basset, 1994).
Spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih lebih dapat terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis. Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan diperoleh dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter, tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun pembanding (Khopkar, 1990).
Simbol epsilon adalah absorptivitas molar larutan. bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Transmitans adalah perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan ketika melewati sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel (Io). Persyaratan hukum Lambert Beer, antara lain: radiasi yang digunakan harus monokromatik, energi radiasi yang diabsorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi kimia, sampel (larutan) yang mengabsorpsi harus homogen, tidak terjadi fluoresensi atau phosporesensi, dan indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap konsentrasi, jadi larutan tidak pekat (harus encer). Spektrofotometer UV-Vis membandingkan cuplikan standar yaitu substrat gelas preparat. Hasil pengukuran dari spektrofotometer UV-Vis menunjukkan kurva hubungan transmitan dan panjang gelombang (λ) (Basset, 1994).
Spektofotrometri dapat dibayangkan sebagai suatu perpanjangan dari penilikan visual dimana studi yang lebih terinci mengenai penyerapan energi cahaya oleh spesies kimia memungkinkan kecermatan yang lebih besar dalam pencirian dan pengukuran kuantitatif. Dengan menggantikan mata manusia dengan detektor-detektor radiasi lain, dimungkinkan studi absorbpsi (serapan) di luar daerah spektrum tampak, dan seringkali eksperimen spektofotometri dilakukan secara automatik. Pada masa sekarang ini, istilah spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya oleh suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian pula pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu (Underwood & Day, 2001).
Dengan mengukur transmitans larutan sampel, dimungkinkan untuk menentukan konsentrasinya dengan menggunakan hukum Lambert-Beer. Spektrofotometer akan mengukur intensitas cahaya melewati sampel (I), dan membandingkan ke intensitas cahaya sebelum melewati sampel (Io). Rasio  disebut transmittance, dan biasanya dinyatakan dalam persentase (% T) sehingga bisa dihitung besar absorban (A) dengan rumus A = -log %T (Underwood & Day, 2001).
Langkah pertama analisis adalah dengan melakukan optimasi panjang gelombang dilakukan untuk menentukan panjang gelombang maksimum yang akan digunakan dalam pengukuran menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan menggunakan salah satu larutan standar rutin. Berdasarkan hasil pengukuran absorbansi larutan standar pada berbagai konsentrasi maka kurva kalibrasi larutan standar rutin diperoleh hubungan yang linier antara absorbansi dengan konsentrasi. Dapat dikatakan bahwa absorbansi merupakan fungsi yang besarnya berbanding lurus dengan konsentrasi (Rohyami, 2008).
ALAT & BAHAN                             :
alat
Bahan
Spektrofotometer UV
KNO3 p.a
Gelas kimia 100 ml
Larutan sampel
Buret mikro 10 ml
Aqua dm
Botol semprot

Labu ukur 25 ml

Labu ukur 100 ml

Pipet tetes

Kuvet kuarsa

Rak kuvet



SINGKATAN PROSEDUR                            :
 Langkah kerja

1.       Dikeringkan sejumlah KNO3 pada suhu 1100C selama 2-3 jam, dinginkan dalam eksikator
2.       Dibuat larutan induk KNO3 10.000 ppm
3.       Dari larutan induk tersebut, dibuat konsentrasi KNO3 1000, 2000, 3000, 4000, 5000 ppm
4.       Ditentukan λ maksimum diantara 240 – 360 nm dengan standar yang mewakili
5.       Diukur absorban standar dan sampel pada λ maksimum yang di dapat
6.       Ditentukan [KNO3] dalam sampel
Penentuan λ maksimum

1.       Disambungkan kabel pada stabilizer, tekan tombol ON pada bagian belakang spektrofotometer
2.       Dibiarkan selama ± 15-30 menit untuk warming up
3.       Dimasukan kuvet berisi larutan yang akan diukur sesuai nomor/ppm
4.       Ditekan tombol “ TEST ” sampai muncul beberapa pilihan menu
5.       Dipilih “ SCANNING “
6.       Diisi data yang sesuai pada “ TEST NAME “, “ ADD CHARACTER “ →” ACCEPT NAME “
7.       Diatur λ maksimumnya ( panjang gelombang yang dibutuhkan )
8.       Ditekan “ RUN TEST “ untuk melakukan pengukuran λ maksimum
9.       Ditekan “ COLLECT BASELINE “ sampai 100% completed
10.   Ditekan “B” untuk blanko, lalu tekan “ MEASURE SAMPLE “
11.   Ditekan “ NO.3 “ ( sesuai kuvet yang berisi standar tengah
12.   Ditekan “ MEASURE SAMPLE “ lalu tunggu hingga grafik muncul
13.   Ditekan “ EDIT GRAPHIC “ untuk mengedit grafik : “ EDIT GRAPH → MATH → PEAK VALLEY → LABEL PEAK : ON ( dengan cara enter ) → ESC “
14.   Diprint jika ingin menampilkan tabel absorban maka “ ESC “ sampai muncul menu “ TABULLAR “, tekan “ TABULLAR → PRINT “

Penentuan konsentrasi

1.       Ditekan tombol “ TEST “ sampai muncul bebrapa pilihan menu
2.       Ditekan “ STANDARD CURVE “
3.       Diisi data sesuai pada “ TEST NAME “
4.       Ditekan “ RUN STANDARD “
5.       Dimasukan data-data standar yang akan diuji
6.       Ditekan “B” untuk blanko, lalu tekan “ MEASURE BLANK “
7.       Ditekan “ NO.1 “ sesuai urutan konsentrasi pada penyimpanan kuvet
8.       Ditekan “ MEASURE STANDARD “ tunggu hinga nilai absorban muncul
9.       Dilakukan pengukuran sesuai urutan 7-8 sampai pengukuran standar selesai
10.   Ditekan “ RUN TEST “ untuk melakukan pengukuran sampel
11.   Ditekan “B” untuk blanko, lalu tekan “ MEASURE BLANK “
12.   Diganti salah satu kuvet dengan kuvet berisikan sample misalkan NO.4
13.   Ditekan “ NO.4 “ ( sesuai posisi sampel yang akan diuji )
14.   Ditekan “ MEASURE SAMPLE “ tunggu hingga nilai absorban muncul
15.   Ditekan “ PRINT “ untuk mencetak hasil pengamatan
16.   Ditekan “ TEST “ untuk kembali ke menu utama
DATA PENGAMATAN                                 : 
Perhitungan deret standar KNO3 dari lar induk KNO3 10.000 ppm

1.     1000 ppm =  = 2,5 ml
2.     2000 ppm = = 5 ml
3.     3000 ppm = = 7,5 ml
4.     4000 ppm = = 10 ml
5.     5000 ppm = = 12,5 ml

Perhitungan [KNO3]
Diketahui :  λ maksimum = 302 nm
       [KNO3] pada grafik = 2.103 ppm
 [KNO3] = ppm grafik x faktor pengenceran
                = 2.103 ppm x 25/5
            = 10.515 ppm







PEMBAHASAN                             :
·         Dalam praktikum, larutan standar KNO3 10.000 ppm tidak dibuat terlebih dahulu karena sifat larutan KNO3 yang stabil.
·         Ketika membuat deret standar, larutan standar KNO3 10.000 ppm diencerkan menjadi 1000, 2000, 3000, 4000, dan 5000 ppm dalam labu ukur 25 ml
·         Ketika akan menggunakan alat spektrofotometer genesys, alat harus dibiarkan selama ± 15 sampai 30 menit untuk warming up
·         Kuvet yang digunakan untuk pengukuran spektrofotometri UV adalah kuvet yang terbuat dari kuarsa.
·         Penempatan kuvet dalam tempat yang disediakan haruslah sesuai dengan urutan larutan deret standar.
·         Data dalam spektrofotometer genesys harus diisi dengan sesuai.
·         Sebelum melakukan pengukuran standar (measure standard), lakukan pengukuran blanko terlebih dahulu (measure blank).
·         Ketika akan mengukur larutan sampel, ganti salah satu kuvet yang berisi larutan standar dengan larutan sampel. Lakukan blanko sekali lagi, lalu ukur no. kuvet yang berisi larutan sampel (measure sample)
·         Pastikan layar menunjukkan tulisan blank (di pojok kanan atas layar) ketika akan melakukan pengukuran blanko.
·         Ketika memegang kuvet, pegang sisi buram dari kuvet. Hal ini bertujuan untuk mencegah lemak menempel pada kaca kuvet.karena dapat mempengaruhi hasil pengukuran absorbans.
·         Batas toleransi dari standar deviasa yaitu 0,002 , ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil yaitu :
o   Larutan KNO3yang tidak pas konsentrasinya
o   Kesalahan dalam membuat deret standar
KESIMPULAN                 :
Dari hasil praktikum, didapat :
·         Panjang gelombang maks = 302 nm
·         Konsentrasi sampel dari grafik = 2103 ppm
·         Konsentrasi sampel sebenarnya = 10.515 ppm
DAFTAR PUSTAKA       :
  • ·         https://wanibesak.wordpress.com/2011/07/07/spektrofotometri-uv-ultraviolet/
  • ·         https://wocono.wordpress.com/2013/03/04/spektrofotometri-uv-vis/
  • ·         Anonim. 2007. Analisis Spektrofotometrihttp://www.vanillamist.com Diakses 22 september 2016.
  • ·    Day dan Underwood. 1981.  Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta.
  • ·    Svehla, G. 1985. Vogel Bagian I : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro. Kalman Media Pusaka. Jakarta.
  • ·    Tim Dosen Analisis Instrumen. 2012. Penuntun Praktikum Analisis Instrumen. FMIPA UNTAD. Palu.
  • ·      Wiryawan, A dkk. 2008. Kimia Analitik Untuk SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta.